Halo Kaskuser,
Minum aqua, bakar baygon, makan indomie, dan masih banyak lagi. Merk-merk beraneka barang bertebaran di pasar Indonesia. Kadang bahkan saking kuatnya suatu brand, ia pun digunakan untuk menyebut nama barang yang dimaksud. Berikut beberapa brand di Indonesia yang seolah-olah sudah menjadi nama dari barang itu sendiri.
1. Honda
“Eh si Rohim punya Honda baru lho / Oh iya? beli apa dia? / Vega R yang keluaran terbaru” Ada yang aneh dalam percakapan ini? Ya, Vega R adalah keluaran Yamaha, bukan Honda. Tapi begitulah adanya. Di sebagian masyarakat, kata “Honda” berarti sepeda motor. Apapun merknya. Entah motornya Vega, Jupiter, Smash, Pulsar, atau Vespa sekalipun, tetap saja disebutnya “Honda”
2. Aqua
Seorang kawan pernah berkelakar. Di restoran dia pesan aqua sebagai minumannya. Tapi kok yang datang malah air mineral bermerk Club. Tapi memang merk Aqua sudah sangat sangat sangat mendarah daging. Setiap air mineral dalam kemasan adalah Aqua. Jadi jangan heran kalo ada orang yang bilang “Eh mau ke warung ya? Nitip Aqua dong. Tapi aquanya yang Nestle aja ya” padahal Aqua dan Nestle kan saling berkompetisi ya. Hehehe
3. Baygon
Domestos atau Hit hampir tidak pernah diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita hampir selalu menyebutnya Baygon. Ya, Baygon juga sangat sangat sangat mendarah daging. Bahkan saking mendarah dagingnya, sampai Koran-koran (terutama Koran kriminasl) tak segan menulisnya sebagai headline berita tanpa imbalan sepeser pun dari produsen Baygon.
Contoh Baygon sebagai Judul Berita
4. Rinso
“Nyonyah, rinsonya abis / Yaudah beli dulu Bi / yang Attack kan ya Nyah? / iya, kaya biasanya aja”. Padahal si Nyonyah kan pakai Attack, tapi tetap saja disebutnya Rinso. Soklin, Daia, Boom, dan teman-teman yang lainnya juga tak jarang disebut sebagai Rinso. Ya, Rinso juga adalah salah satu merk yang mendarah daging
5. Odol
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Odol sesungguhnya adalah sebuah merk dagang. Tepatnya, merk dagang yang bukan lagi mendarah daging, tapi sudah merasuk sampai ke tulang-tulang segala. Saking hebatnya, merk pasta gigi ini (meskipun sudah tidak beredar lagi) kini bisa dibilang digunakan oleh semua orang sebagai kata ganti bagi pasta gigi itu sendiri.
6. Toa
Seorang teman pernah bilang “Eh Toa itu merk? Gua baru tau”. Saking seringnya kita menyebut Toa untuk menggantikan nama Megaphone, akhirnya ya barang itu menjadi bernama Toa deh.
7. Sanyo
Saya beberapa kali melihat iklan tempel di jalan “Terima Service Sanyo”. Yang dimaksud adalah service pompa air. Tapi masyarakat sudah kadung menyebut pompa air dengan sebutan Sanyo. Tak peduli merknya sebetulnya Shimizu atau Maspion.
8. Indomie
“Eh kalo belanja jangan lupa beli indomie ya”. Padahal yang kemudian dibeli adalah Mie Sedap. Yak, Indomie juga adalah salah satu merk yang mendarah daging, sampai digunakan untuk menyebut mie instan dari merk apapun.
9. Antis
Di era modern ini banyak orang membawa-bawa gel cuci tangan ke mana-mana. Merknya bermacam-macam. Ada Antis, Dettol, Handy Clean, juga Lifebuoy. Tapi tiap kali waktunya makan, seseorang yang membutuhkannya biasanya bertanya “Ada yang punya Antis?”. Kalau sudah begitu, yang bawa gel cuci tangan bermerk Dettol, Handy Clean, atau Lifebuoy pun otomatis akan menjawab “Ada nih”.
10. Hansaplast/Tensoplast
Dulu sekitar tahun 1990an, kalau luka biasanya ada yang menyarankan “Tempelin tensoplast”. Memasuki tahun 2000an, saran itu bergeser menjadi “Tempelin hansaplast”. Padahal keduanya adalah merk dagang dari produk plester luka, yang masing-masing mendarah daging di 2 zaman.
11. Betadine
Sama seperti nomer sebelumnya. Saran lain jika ada luka lecet atau sejenisnya adalah “Kasih Betadine!”. Padahal obat merah yang dioleskan belum tentu bermerk Betadine.
12. Molto
Ibu-ibu di rumah kalau nyuci cuma pake “Rinso” kadang suka kurang puas. Biasanya agar cucian harum dan lembut, mereka menambahkan Molto. Moltonya pun bukan cuma ada yang bermerk Molto, tapi juga ada yang merk Soklin Softener dan lain-lain. Hehehe.
13. Autan
“Dek nanti pas Pramuka jangan lupa bawa Autan, banyak nyamuk”, ujar seorang Ibu pada anaknya. Padahal si Ibu itu kemudian membekali anaknya dengan lotion anti nyamuk bermerk Sofell.
14. Royco
“Tolong beliin Royco di warung dong”, ujar seorang Ibu. Ketika orang yang dimintainya tolong itu pulang dengan membawa bumbu kaldu merk Sasa atau Masako, Si Ibu juga tidak akan protes. Karena yang dimaksud Si Ibu dengan “Royco” adalah bumbu kaldu itu sendiri, tak masalah merknya bukan royco, tetap disebut sebagai Royco.
15. Chiki
Suatu hari di dalam sebuah mobil yang sedang menyusuri jalan antar kota, terjadi percakapan berikut: “Beli cemilan dulu yuk? / Mau beli apaan? / Chiki-chikian aja.” Mereka pun kemudian mampir ke sebuah minimarket, dan yang dibeli ternyata adalah snack bermerk Happy Tos dan Kusuka. Yak, Chiki sebagai salah satu merk juga sudah merupakan kata yang digunakan untuk menyebut snack itu sendiri.
16. Blueband
Seorang pembantu yang baru bekerja pernah menawari majikannya. “Pak, sarapannya mau roti pake selai apa pake Blue Band?”. Sang majikan sejenak merasa geli. Tapi memang begitulah, di beberapa daerah, mentega disebut sebagai Blue Band. Walaupun merknya Simas atau Palmboom, tetap saja panggilan kesayangannya adalah Blue Band.
17. Google
“Eh bandara di Palembang namanya apa ya? / Google aja”. Memang google bukan merujuk nama barang sih. Tapi segala aktivitas menelusuri sesuatu di internet menggunakan search engine (walaupun yahoo atau yang lain), seringkali disebut dengan Googling.
18. Warrior/Converse
Ada yang waktu kecilnya masih ingat dengan sepatu Warrior? Juara banget ya kayanya. Semua anak membanggakannya dengan menyebut-nyebut “Sepatu Warrior Sepatu Warrior”. Padahal Warrior sendiri adalah salah satu merk, dan sepatu yang anak-anak itu kenakan merknya beraneka ragam. Ada K-zoot, Kasogi, North Star, dan sebagainya. Tapi tetap saja. Namanya Warrior.
Zaman berubah. Sepatu casual kini menjadi milik Converse dengan produk sneakersnya. Semua jenis sneakers pun oleh (sebagian) masyarakat disebut sebagai sepatu Converse. Tak peduli merknya apa.
19. Kijang
Kijang sejatinya adalah merk dagang dari sebuah mobil keluaran Toyota. Tapi dalam penggunaannya, kata “Kijang” sendiri justru setara dengan Sedan, Pick Up, Truk, atau Bus, yaitu sebagai jenis mobil. Bagi yang kurang hafal jenis dan merk mobil, atau yang bermaksud mempersimpel pembicaraan, jenis mobil minibus biasa disebut sebagai Kijang.
20. Kentucky
Colonel Sanders boleh berbangga. Ayam goreng buah karyanya kini menjadi sangat terkenal. Bahkan nama “Kentucky” yang digunakannya sebagai merk kini digubakan untuk merujuk segala jenis Fried Chicken. Di kelas penjaja fried chicken kaki lima pun, tak jarang yang memajang nama “Ayam Goreng Kentucky” atau “Ayam Goreng Kentaki”.
Sekian dulu gan, kalo agan punya yang lain silakan ditambahin di trit ini, biar tritnya rame hehehehe
Minum aqua, bakar baygon, makan indomie, dan masih banyak lagi. Merk-merk beraneka barang bertebaran di pasar Indonesia. Kadang bahkan saking kuatnya suatu brand, ia pun digunakan untuk menyebut nama barang yang dimaksud. Berikut beberapa brand di Indonesia yang seolah-olah sudah menjadi nama dari barang itu sendiri.
1. Honda
“Eh si Rohim punya Honda baru lho / Oh iya? beli apa dia? / Vega R yang keluaran terbaru” Ada yang aneh dalam percakapan ini? Ya, Vega R adalah keluaran Yamaha, bukan Honda. Tapi begitulah adanya. Di sebagian masyarakat, kata “Honda” berarti sepeda motor. Apapun merknya. Entah motornya Vega, Jupiter, Smash, Pulsar, atau Vespa sekalipun, tetap saja disebutnya “Honda”
2. Aqua
Seorang kawan pernah berkelakar. Di restoran dia pesan aqua sebagai minumannya. Tapi kok yang datang malah air mineral bermerk Club. Tapi memang merk Aqua sudah sangat sangat sangat mendarah daging. Setiap air mineral dalam kemasan adalah Aqua. Jadi jangan heran kalo ada orang yang bilang “Eh mau ke warung ya? Nitip Aqua dong. Tapi aquanya yang Nestle aja ya” padahal Aqua dan Nestle kan saling berkompetisi ya. Hehehe
3. Baygon
Domestos atau Hit hampir tidak pernah diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita hampir selalu menyebutnya Baygon. Ya, Baygon juga sangat sangat sangat mendarah daging. Bahkan saking mendarah dagingnya, sampai Koran-koran (terutama Koran kriminasl) tak segan menulisnya sebagai headline berita tanpa imbalan sepeser pun dari produsen Baygon.
Contoh Baygon sebagai Judul Berita
4. Rinso
“Nyonyah, rinsonya abis / Yaudah beli dulu Bi / yang Attack kan ya Nyah? / iya, kaya biasanya aja”. Padahal si Nyonyah kan pakai Attack, tapi tetap saja disebutnya Rinso. Soklin, Daia, Boom, dan teman-teman yang lainnya juga tak jarang disebut sebagai Rinso. Ya, Rinso juga adalah salah satu merk yang mendarah daging
5. Odol
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Odol sesungguhnya adalah sebuah merk dagang. Tepatnya, merk dagang yang bukan lagi mendarah daging, tapi sudah merasuk sampai ke tulang-tulang segala. Saking hebatnya, merk pasta gigi ini (meskipun sudah tidak beredar lagi) kini bisa dibilang digunakan oleh semua orang sebagai kata ganti bagi pasta gigi itu sendiri.
Spoiler for Ini Dia Penampakan si Odol:
6. Toa
Seorang teman pernah bilang “Eh Toa itu merk? Gua baru tau”. Saking seringnya kita menyebut Toa untuk menggantikan nama Megaphone, akhirnya ya barang itu menjadi bernama Toa deh.
Spoiler for Contoh Produk Lain Toa Electronics:
7. Sanyo
Saya beberapa kali melihat iklan tempel di jalan “Terima Service Sanyo”. Yang dimaksud adalah service pompa air. Tapi masyarakat sudah kadung menyebut pompa air dengan sebutan Sanyo. Tak peduli merknya sebetulnya Shimizu atau Maspion.
8. Indomie
“Eh kalo belanja jangan lupa beli indomie ya”. Padahal yang kemudian dibeli adalah Mie Sedap. Yak, Indomie juga adalah salah satu merk yang mendarah daging, sampai digunakan untuk menyebut mie instan dari merk apapun.
9. Antis
Di era modern ini banyak orang membawa-bawa gel cuci tangan ke mana-mana. Merknya bermacam-macam. Ada Antis, Dettol, Handy Clean, juga Lifebuoy. Tapi tiap kali waktunya makan, seseorang yang membutuhkannya biasanya bertanya “Ada yang punya Antis?”. Kalau sudah begitu, yang bawa gel cuci tangan bermerk Dettol, Handy Clean, atau Lifebuoy pun otomatis akan menjawab “Ada nih”.
10. Hansaplast/Tensoplast
Dulu sekitar tahun 1990an, kalau luka biasanya ada yang menyarankan “Tempelin tensoplast”. Memasuki tahun 2000an, saran itu bergeser menjadi “Tempelin hansaplast”. Padahal keduanya adalah merk dagang dari produk plester luka, yang masing-masing mendarah daging di 2 zaman.
11. Betadine
Sama seperti nomer sebelumnya. Saran lain jika ada luka lecet atau sejenisnya adalah “Kasih Betadine!”. Padahal obat merah yang dioleskan belum tentu bermerk Betadine.
12. Molto
Ibu-ibu di rumah kalau nyuci cuma pake “Rinso” kadang suka kurang puas. Biasanya agar cucian harum dan lembut, mereka menambahkan Molto. Moltonya pun bukan cuma ada yang bermerk Molto, tapi juga ada yang merk Soklin Softener dan lain-lain. Hehehe.
13. Autan
“Dek nanti pas Pramuka jangan lupa bawa Autan, banyak nyamuk”, ujar seorang Ibu pada anaknya. Padahal si Ibu itu kemudian membekali anaknya dengan lotion anti nyamuk bermerk Sofell.
14. Royco
“Tolong beliin Royco di warung dong”, ujar seorang Ibu. Ketika orang yang dimintainya tolong itu pulang dengan membawa bumbu kaldu merk Sasa atau Masako, Si Ibu juga tidak akan protes. Karena yang dimaksud Si Ibu dengan “Royco” adalah bumbu kaldu itu sendiri, tak masalah merknya bukan royco, tetap disebut sebagai Royco.
15. Chiki
Suatu hari di dalam sebuah mobil yang sedang menyusuri jalan antar kota, terjadi percakapan berikut: “Beli cemilan dulu yuk? / Mau beli apaan? / Chiki-chikian aja.” Mereka pun kemudian mampir ke sebuah minimarket, dan yang dibeli ternyata adalah snack bermerk Happy Tos dan Kusuka. Yak, Chiki sebagai salah satu merk juga sudah merupakan kata yang digunakan untuk menyebut snack itu sendiri.
16. Blueband
Seorang pembantu yang baru bekerja pernah menawari majikannya. “Pak, sarapannya mau roti pake selai apa pake Blue Band?”. Sang majikan sejenak merasa geli. Tapi memang begitulah, di beberapa daerah, mentega disebut sebagai Blue Band. Walaupun merknya Simas atau Palmboom, tetap saja panggilan kesayangannya adalah Blue Band.
17. Google
“Eh bandara di Palembang namanya apa ya? / Google aja”. Memang google bukan merujuk nama barang sih. Tapi segala aktivitas menelusuri sesuatu di internet menggunakan search engine (walaupun yahoo atau yang lain), seringkali disebut dengan Googling.
18. Warrior/Converse
Ada yang waktu kecilnya masih ingat dengan sepatu Warrior? Juara banget ya kayanya. Semua anak membanggakannya dengan menyebut-nyebut “Sepatu Warrior Sepatu Warrior”. Padahal Warrior sendiri adalah salah satu merk, dan sepatu yang anak-anak itu kenakan merknya beraneka ragam. Ada K-zoot, Kasogi, North Star, dan sebagainya. Tapi tetap saja. Namanya Warrior.
Zaman berubah. Sepatu casual kini menjadi milik Converse dengan produk sneakersnya. Semua jenis sneakers pun oleh (sebagian) masyarakat disebut sebagai sepatu Converse. Tak peduli merknya apa.
19. Kijang
Kijang sejatinya adalah merk dagang dari sebuah mobil keluaran Toyota. Tapi dalam penggunaannya, kata “Kijang” sendiri justru setara dengan Sedan, Pick Up, Truk, atau Bus, yaitu sebagai jenis mobil. Bagi yang kurang hafal jenis dan merk mobil, atau yang bermaksud mempersimpel pembicaraan, jenis mobil minibus biasa disebut sebagai Kijang.
20. Kentucky
Colonel Sanders boleh berbangga. Ayam goreng buah karyanya kini menjadi sangat terkenal. Bahkan nama “Kentucky” yang digunakannya sebagai merk kini digubakan untuk merujuk segala jenis Fried Chicken. Di kelas penjaja fried chicken kaki lima pun, tak jarang yang memajang nama “Ayam Goreng Kentucky” atau “Ayam Goreng Kentaki”.
Spoiler for Tepung Bumbu Ayam Goreng pun Dijual dengan Embel-embel "Ayam Kentucky":
Sekian dulu gan, kalo agan punya yang lain silakan ditambahin di trit ini, biar tritnya rame hehehehe
20 Merk yang Melekat Pada Orang Indonesia
diterbitkan oleh : http://www.kaskuser.tk
KOTAK KOMENTAR
|