Pria berusia 31 tahun itu kehilangan kakinya saat masih berusia lima tahun. Ketika masih bayi, West sudah menderita kelainan genetik di tulang punggungnya. Kelainan genetik itu menyebabkan pertumbuhan di bagian kakinya terganggu.
Saat berusia tiga tahun, West terpaksa mengamputasi kedua kakinya. Namun para petugas medis pun mengakui, pria asal Kanada itu merupakan seorang yang kuat. West tetap memiliki semangat hidup yang tinggi.
Bertahun-tahun lamanya, West berlatih untuk dapat menaklukkan gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro, tanpa kaki. West pun memulai pendakiannya pada 12 Juni lalu bersama rekannya David Johnson dan Alex Meers. West mengarungi sejumlah medan di Tanzania dalam tujuh hari.
"Tanda dari puncak gunung itu terlihat seperti khayalan. Kami melihat wilayah sekitar dan sadar, setelah tujuh hari perjuangan kami, kami pun sampai. Jari-jari yang berdarah ini pun sangat berguna," ujar West, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (21/6/2012).
"Saya mendaki Kilimanjaro tidak hanya untuk mencari tahu apa yang saya bisa lakukan, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain dalam menghadapi rntangan dalam hidupnya," tambahnya.
West mengakui akan banyaknya tantangan yang dihadapinya ketika menuju puncak gunung. West pun turut menyambut dukungan dari banyak orang terhadap upayanya.(AUL)
Because of the rough terrain, Mr West had to complete most of the seven-day trek on his hands, only using a wheelchair when the ground allowed
He was supported the whole way by best friend David Johnson and Alex Meers
Mr West's hands were left bloodied and bruised after the trek, but insists the pain and discomfort were 'worth it'
When he was a child doctors told Mr West he would struggle to play a role in society - something he has remained determined to prove wrong
Porters carry Spencer West's wheelchair up Kilimanjaro, so he can use it when the terrain allows him to give his battered hands a break
Mr West slipped a pair of flip-flops on his hands to help him negotiate the rocky terrain during his hike up the mountain, which looms in the background
The brave climber grins as he reaches the foot of Kilimanjaro - ahead of the final trek to the top
Spencer West spent a year training for the Kilimanjaro trek at his home in Toronto, Canada
sumber :http://international.okezone.com/read/2012/06/21/214/651287/pria-tak-berkaki-panjat-gunung-tertinggi-di-afrika
Spencer West , Pria Tak Berkaki Panjat Gunung Tertinggi di Afrika
diterbitkan oleh : http://www.kaskuser.tk
KOTAK KOMENTAR
|