Tampilkan postingan dengan label Dunia Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Agustus 2012

Inilah Bocah Genius dari Inggris



Seoranga anak berusia 10 tahun berhasil lulus dengan nilai tertinggi di bidang statistik dalam ujian Level-A di Leicester, Inggris. Di usia 7 tahun ia juga meraih nilai A atau sempurna untuk Matematika dan Matematika Murni.

A-Level adalah jenjang yang harus dilalui siswa di Inggris sebelum memasuki bangku kuliah di universitas atau pendidikan tinggi lainnya. Yasha Asley, bocah tersebut kini segera kuliah di universitas pilihannya.


He's got the X=Y factor: Yasha, appropriately sitting in front of a picture of Einstein, has achieved another excellent grade



Sebagaimana diberitakan Daily Mail, prestasinya itu mengundang kekaguman publik karena ia berhasil mengerjakan soal paling sulit sekalipun hanya dalam beberapa menit. Bocah berjuluk ‘Otak Kalkulator’ itu bersekolah di Folville Junior School tiga kali seminggu dan selebihnya belajar di Universitas Leicester.

Keputusannya untuk mengikutsertakannya pada ujian A-Level dilakukan karena sejak belia dia sudah sangat mahir pada bidang matematika. Mengenai bakatnya itu, Yasha merendah, “Saya buka soalnya, baca soal pertama lalu mulai menulis. Saya tidak merasa gugup, mungkin itulah kelebihan saya dibandingkan anak lainnya.

Ayahnya Moussa Asley, mengatakan, "Dia bahkan tidak bekerja keras, dia melakukan ala kadarnya, Dia lahir dengan bakat itu.” [tjs]



sumber :http://web.inilah.com/read/detail/1895634/inilah-bocah-genius-dari-inggris

+ Selengkapnya ...

Jumat, 17 Agustus 2012

Perasaan Mega Ayundya bawa sang saka Merah Putih


Perasaan Mega bawa sang saka Merah Putih

Tidak semua orang seberuntung Mega Ayundya Nirwaningtyas yang terpilih menjadi pembawa baki sang saka merah putih saat upacara peringatan HUT RI ke-67 di Istana Negara. Menerima sang saka merah putih langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan di hadapan semua tamu kenegaraan, tentu merupakan pengalaman tersendiri yang tidak terlupakan.

Bagaimana perasaan Mega menerima tugas mulia tersebut? Menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) adalah impian siswi SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah.

Secara pribadi, Mega mengaku kaget ketika didaulat menjadi pembawa baki bendera. Namun, ada sebersit kebanggaan dalam dirinya. "Kaget, tapi bangga juga," singkat Mega di Istana Negara, Jumat (17/8).



Tak semua orang bisa menjadi bagian dari pasukan itu. Sebab, menjadi anggota Paskibraka dibutuhkan kesiapan fisik dan mental. Tampil satu kali di Istana Merdeka, mereka harus melalui pelatihan selama satu bulan penuh.

Mereka yang menjadi anggota Paskibra bukan orang main-main. Mereka adalah para siswa-siswi dari seluruh nusantara yang mempunyai prestasi gemilang di sekolahnya. Dari mulai proses seleksi sampai masuk ke karantina saja memakan waktu hampir tiga bulanan.

Di tahap seleksi tingkat sekolah, prestasi pendidikan menjadi salah satu penilaian. Selebihnya fisik, tinggi badan, proporsional tubuh, ketahanan dan baris-berbaris. Setelah lolos, maka mereka bisa mengikuti seleksi ke tingkat kecamatan, tingkat, lalu ke tingkat provinsi, barulah yang paling bergengsi ke tingkat nasional.

Untuk Paskibraka tingkat nasional, setelah melewati seleksi tingkat provinsi nantinya dari daerah 33 itu mengirimkan dua wakilnya. Seorang putra dan seorang putri. Para wakil provinsi itu akan dikarantina di Pusat Pengembangan Pemuda dan Olahraga Nasional (PPPON), Cibubur, Jakarta, sejak Juli.

Prestise menjadi seorang Paskibraka memang tak bisa dipandang sebelah mata. Maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal itu, mereka pun digembleng ala militer. Tujuannya, agar mental dan kedisiplinan mereka bisa tertempa.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDboOeaOFKPW5TfsAuIzQq3O4vLSl3ngUq1LczisnkHzLs0Toy5qhbmhkdRERk26pUuzrUaDIprTMqk6EYCXRPR9c4Q4jWtgFoA6zoICOzh8y7h9zVWzdXgFn0v8Uy5MgZM_6BMCL8cD18/s1600/Mega+Ayundya+Nirwaningtyas.jpg


sumber :http://www.merdeka.com/peristiwa/perasaan-mega-bawa-sang-saka-merah-putih.html

+ Selengkapnya ...

Kamis, 09 Agustus 2012

Kisah Guru di Pedalaman Malaysia: Gaji Bukan Segalanya




Dengan suara keras, perempuan mungil tersebut mencoba menenangkan siswa di penjuru kelas. Menghadapi 40-an siswa yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 4, dia harus menjaga stamina supaya suaranya tetap ada waktu beranjak siang.

"Senin sampai Jumat mengajar dari pukul 07.00-12.00. Kalau hari Sabtu dan Minggu dari pukul 07.00 sampai petang bahkan kadang maghrib," kata Nur Eka Febriyanti kepada detikcom, Kamis (9/8/2012).

Eka dan 100-an guru lainnya sengaja di 'ekspor' dari Indonesia ke pedalaman Sabah, Malaysia untuk mengajar anak-anak TKI. Mereka di kontrak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selama 2 tahun untuk mengajar di tengah hutan kelapa sawit.

"Tidak dipungkiri, gaji menjadi salah satu alasan kami ke sini. Tetapi itu bukan segalanya dan alasan utama karena yang utama adalah tantangan dan pengalaman. Tidak semua guru Indonesia mempunyai tantangan mengajar seperti di sini kan?" ujar alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa-dulu IKIP) memberikan alasan.

Gaji yang dimaksud Eka adalah Rp 15 juta perbulan. Tetapi harga tersebut sebanding dengan apa yang harus mereka taklukkan. Mengajar di Sapi 2, Kandaan, Sabah, hidup Eka dan puluhan guru lainnya nyaris terisolasi dari dunia luar.

"Mengajar satu ruangan 4 kelas, kemampuan anak-anak yang sangat minim, terisolasi dari mana pun, sinyal telepon tidak ada dan sebagainya," ungkap lajang asal Mojokerto ini.

Diakui Eka, tantangan utama hidup di pedalaman adalah kepenatan. Usai mengajar, dia harus pandai-pandai membunuh waktu. Memasak, berkebun, atau bersosialisasi dengan para pekerja sawit yang semuanya dari Indonesia itu. Menempati kamar sederhana, dia tinggal dengan 3 guru lainnya asal Indonesia.

"Kalau sudah benar-benar buntu dan penat, jalan satu-satunya pergi ke Bandar,” kisah Eka.

Bandar yang dimaksud adalah sebuah kota kecil yang terdapat pasar swalayan dan pusat keramaian lainnya. Menuju kota tersebut, Eka harus pandai-pandai mengatur waktu sebab bus tidak setiap saat melintas.

"Dari sini harus nebeng truk pengangkut kelapa sawit ke jalan besar. Dari jalan besar menunggu bus lewat, harus hafal jam-jam bus lewat, kalau tidak akan lama sekali menunggunya,” tutur Eka.

Kisah Eka lebih baik dibanding guru Indonesia yang pertama kali menginjak ke perkebunan kelapa sawit ini pada 2006 silam. Seperti diceritakan Chairul Wajid, saat dia membuka jalan mengajar buat anak-anak TKI ini. Dia memasuki lewat jalur TKI yaitu Nunukan dan dikira sebagai pekerja ilegal. Dia sempat diintrograsi selama 2 jam oleh petugas imigrasi dan di pingpong.

"Karena kami angkatan pertama, sesampainya di lokasi mengajar, kami harus mengenalkan diri kepada masyarakat. Sempat juga di curigai oleh aparat Malaysia, dikira intel kepolisian Indonesia yang menyusup dan sedang menyelidiki kasus,” kisah Wajid yang kini telah kembali ke Indonesia dan bekerja di sektor perbankan di Cilacap, Jawa Tengah ini.

sumber : http://news.detik.com/read/2012/08/10/061231/1987826/10/kisah-guru-di-pedalaman-malaysia-gaji-bukan-segalanya?991104topnews

+ Selengkapnya ...

Minggu, 05 Agustus 2012

IPK Tinggi, Penting?



Suami saya adalah seorang dosen tidak tetap di salah satu universitas di Jakarta. Ia baru saja curhat kekecewaannya terhadap salah satu asisten dosen, karena menurutnya benar-benar unexpected, seorang asdos yang ber-IPK tinggi di fakultasnya, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia resourceful dan siap untuk mengajar. Komentar saya mula-mula: “Loh, kan memang tidak ada mata kuliah mengajar, jadi wajar aja kali ya kalau dia ngga terampil…”. Tapi kemudian suami saya cerita bahwa maksud dia, si asdos ini tidak komunikatif sama sekali, tidak bisa menantang mahasiswanya untuk berfikir kritis, sekaligus tidak bisa mengkritisi hasil kerja mahasiswanya. Menghadapi mahasiswa sangat tidak terampil, dia lebih banyak diam atau membaca materi presentasinya secara membosankan tanpa tanda-tanda antusiasme terhadap apa yang dia ucapkan. Pada saat rapat dosen pun dia membiarkan dirinya invisible, tidak bersuara sama sekali.


“Kok bisa ya IPnya tinggi?” keluh suami saya.

Sebenarnya pertanyaan ini sudah klasik. Sering kan kita mendengar: “Dulu waktu kuliah IPnya tinggi banget, tapi kok pas kerja kayanya ga secemerlang itu ya?” atau “Padahal dia waktu kuliah cuek banget, ngga pernah belajar, kali. Cuma sibuk ke sana ke mari. Tapi ngga nyangka, sekarang sudah bisa jadi Bos.”


Fenomena seperti itu adalah salah satu indikator lemahnya korelasi antara perguruan tinggi dengan tuntutan kerja di dunia
nyata, di mana teori-teori yang “kelihatannya” usang masih menjadi andalan pada saat ujian, dihafalkan, dan kemudian… dilupakan setelah nilai keluar dan A sudah di tangan. Kelihatannya? Ya, sebenarnya tidak semua teori usang, begitu juga tidak semua buku musti di-tongsampah-kan karena diterbitkan duapuluh tahun yang lalu. Tetapi masalahnya terlalu sering dosen, atau guru, tidak mengaitkan (atau tidak menstimulasi mahasiswanya untuk menganalisis) antara teori dengan fenomena riil sehingga akibatnya kita hanya menilai teori tersebut usang, kuno, tidak aplikatif, dan akhirnya: dihafalkan saja.

Ditambah lagi soal-soal ujian, yang menjadi penentu nilai mata kuliah dan selanjutnya menentukan IP dan IPK, adalah soal-soal hafalan. Jadi konsekuensinya, yang IPKnya ‘gede’ adalah mereka yang rajin menghafal, suka menulis (biasanya kalau soal esai, jawaban yang panjang-panjang nilainya lebih dari yang cuma beberapa baris walaupun yang beberapa baris tadi sangat akurat loh J). Sayangnya, mereka yang analitis, yang kreatif, up-to-date, dan suka menantang dirinya untuk bereksperimen seringkali tidak terakomodir dalam sistem pendidikan formal, tetapi menjadi landasan kebutuhan di dunia kerja atau industri. Mungkin (ya, hipotesis saja) inilah yang menyebabkan mengapa IPK mahasiswa seringkali tidak dapat mengindikasikan kesuksesan seseorang dalam dunia kerja

selama sistem pendidikan indonesia tidak pernah dievaluasi,ya hanya seperti ini produk yg dihasilkan

Spoiler for Lamar pekerjaan :D:



sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=12542199

+ Selengkapnya ...

Jumat, 03 Agustus 2012

Bakal jadi 'Lost Generation' gara-gara Tahun ini 1 Juta Anak Indonesia Putus Sekolah






Tahun ini 1 Juta Anak Indonesia Putus Sekolah
Kamis, 2 Agustus 2012 15:25 WIB

JAKARTA — Jumlah anak putus sekolah di negeri ini setiap tahun masih terjadi. Celakanya dari tingkat SD-SMA cukup besar. Pada 2010 saja angkanya mencapai 1,08 juta anak. Angka ini naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya yang 750.000 siswa. Menurut Anggie dari Yayasan Koin Anak Bangsa atau Coin a Chance, tiap tahun yang putus sekolah dan yang tak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya masih banyak di negeri ini. Karenanya perlu ada jalan ke luar.

Sebetulnya, kata dia, banyak hal bisa dilakukan dari yang besar hingga yang kecil unuk menyelamatkan anak bangsa ini seperti gerakan sosial mengumpulkan koin-koin dari sisa kembalian belanja. Pengumpulannya dengan membagikan celengan kepada komunitas untuk ‘menabung’ koin yang nantinya dialokasikan kepada siswa putus sekolah agar bisa meneruskan sekolahnya lagi. “Buat klangan putus sekolahu uang Rp100 rupiah pun sangat berarti. Jika setiap hari saja disisihkan dalam sebulan bisa terkumpul Rp30.000, dan dalam setahun bisa mencapai Rp360.000 untuk satu siswa,” katanya.

C*Ca C*la, misalnya melalui C*Ca C*la Goodness Sharing Machine lewat Yayasan Coin Anak Bangsa juga menjadi salah satu donasi. Sampai akhir Ramadan, perusahaan mnuman ringan ini berkomitmen mengalokasikan Rp500 juta untuk membantu 50 anak melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang SMA. Cara mendonasikan itu dengan mengunjungi. Kita dapat saling menuliskan pesan kebaikan lalu mengirimkannya kepada rekan melalui jejaring sosial dan email. Satu pesan yang terkirim dikonversikan senilai 50 koin.

http://www.harianterbit.com/2012/08/...putus-sekolah/



-----------------

Kalau di Indonesia terlalu banyak orang cerdas akibat makan sekolahan, akan semakin sulit untuk bisa di exploitasi dan dikadali negeri ini, terutama oleh negeri asing penjajah dan antek-antek yang warna kulitnya sawo-matang, meskpiun harus mengkhianati negerinya sendiri



sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15807039

+ Selengkapnya ...

7 Jurusan Kuliah Yang Menjanjikan Masa Depan

Copasgat.com - 7 Jurusan Kuliah Yang Menjanjikan Masa Depan - Bagi teman-teman yang baru lulus dari SMA, tentu jenjang kuliah jadi proses berikutnya untuk menjadi orang yang lebih sukses dan menjanjikan untuk masa depan. Untuk itu harus memilih jurusan yang tepat dan menjanjikan di masa depan. Berikut beberapa jurusan kuliah yang menjanjikan di masa depan :



1.Desain

Desain yang dimaksud di sini bukan hanya soal gambar saja namun yang lebih menjanjikan adalah desain produk atau desain industri. Desain seperti desain mobil, sepatu, payung, dan lain-lain.

2.Teknik

Walaupun banyak beranggapan bahwa jurusan teknik akan mengarahkan pada karyawan saja bukan menjadi Boss, sehingga membuat teknik elektro dan industri mengalami penurunan tiap tahunnya. Namun selama ada pembangunan dimana-mana, lulusan jurusan ini akan selalu dibutuhkan.


3.ICT (Information Communication and Techology)

Jurusan ini akan membahas soal hardware seperti gadget-gadget dan jaringan telekomunikasi. Selain ilmu hardware, ilmu software pun akan dipelajari di jurusan ini. Pengembangan pun mengikuti pangsa pasar, dan saat ini pangsa game terutama game online sangat membutuhkan jurusan ini. Nah bagi penggemar game baik online atau tidak sebaiknya ambil jurusan ini.


4.Bahasa dan Komunikasi
Jurusan ini menjanjikan di masa depan karena akan terjalin komunikasi dan hubungan internasional dalam perdagangan bebas yang semakin terbuka, maka Indonesia akan membutuhkan ahli-ahli di bidang komunikasi, terutama bahasa asing.


5.Planologi

Planologi atau perencanaan wilayah dan kota adalah suatu program studi yang mempelajari tentang cara merencana suatu wilayah dan kota. Semakin lama, sebagian besar orang akan hidup di daerah kota, perencanaan kota yang baik mutlak dibutuhkan dan jurusan ini memegang peranan penting untuk memberikan nasihat untuk pengembang usaha dalam skala makro.


6.Kesehatan dan Pendidikan
Peminat jurusan kesehatan akan semakin meningkat, apalagi kesehatan adalah segalanya bagi kehidupan manusia. Dari segi pendidikan, profesi seperti guru atau dosen semakin menjanjikan. Disamping uang, pahala pun didapat disini
Bisnis

7.Jurusan bisnis
dipercaya akan berkembang di masa depan. Apalagi melihat semangat kewirausahaan yang semakin tumbuh di Indonesia. Bagi yang memiliki jiwa bisnis dan berwirausaha sebaiknya Anda pilih jurusan ini

Itulah beberapa jurusan yang menjanjikan di masa depan. Dalam mencapai kesuksesan juga akan membutuhkan kerja keras, kreatif, dan jeli melihat peluang. Namun selain melihat potensi pasar, ada baiknya Anda memperhatikan potensi diri sendiri. Jika memiliki bakat yang menjanjikan kesuksesan, sebaiknya Anda pilih jurusan yang mendukung bakat Anda. Jangan sampai salah jurusan ya. Semangat ya gan. hehehe .



sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15827109

+ Selengkapnya ...

Jumat, 20 Juli 2012

Inikah Akhir Kisah Sekolah Kartini yang Gratis Bagi Anak Tak Mampu?





Hari-hari ke depan, sepertinya anak-anak sekolah darurat Kartini di Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara tak akan lagi bisa mengecap pendidikan. Gedung sekolah mereka akan digusur PT KAI. Padahal sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi anak-anak tidak mampu.

"Sudah diberi surat layang alasan mau dibongkar untuk pembangunan peti kemas. Ini lahan milik PT KAI dan rencananya akan dibongkar," kata salah satu pengelola sekaligus pengajar di sekolah tersebut bernama Sri Rossyati saat ditemui wartawan, di Pergudangan Jakarta, Jalan Lodan Raya, Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (20/7/2012).

Rosi menambahkan, sekolah yang telah beroperasi selama 16 tahun tersebut berdiri di atas lahan PT KAI. Status tanah yang digunakan adalah sewa. Sewa tanah tersebut diberikan oleh seorang donatur bernama Liem Li.

"Kami tidak punya lahan ini, karena kami selama ini dipinjami lahan oleh pengusaha Liem Li yang menyewa kepada PT KAI untuk proses belajar mengajar sekolah kartini," singkat Rosi.

Rosi mengelola dan mengajar bersama saudara kembarnya bernama Rian. Ia mengaku legowo jika penggusuran tersebut dilaksanakan.

"Kalau digusur juga nggak apa-apa. Nanti kami kembali ke pinggir rel kolong tol," kesah Rosi.

Namun, Rosi dan Rian tetap ingin mempertahankan sekolah itu ada, walau harus berpindah-pindah. Mereka meyakini dengan sekolah, anak-anak tersebut lebih memiliki kesempatan yang besar.

"Alasan mempertahankan sekolah ini karena wadah untuk anak-anak miskin, marginal, terlantar, dan anak jalanan. Kalau mereka tidak diberikan wadah untuk mendidiknya sekolah, ya pasti mereka berada di jalan," yakin Rosi yang diamini Rian.

Berdasarkan surat pengosongan yang mereka terima, Rosi, Rian, dan murid-murid mereka yang berjumlah sekitar 596 peserta didik harus pindah kurang dari sebulan.

"Satu bulan lagi rencananya dibongkar," tutur Rosi.




sumber :http://news.detik.com/read/2012/07/20/173815/1970917/10/?992204topnews

+ Selengkapnya ...

Kisah Bu Guru Kembar dan Lika-liku Sekolah Gratis Kartini







Matahari sedang terik-teriknya, sinarnya menyengat. Di kompleks pergudangan di Lodan Raya, pinggir rel kereta api, jalanan sangat berdebu. Truk bermacet-macetan, para kuli pun hiruk-pikuk mengerjakan tugasnya. Namun, siapa sangka, di tengah-tengah kompleks pergudangan di Jakarta Utara itu, terselip sebuah sekolah.

Sekolah itu bernama Sekolah Darurat Kartini. Bangunannya kumuh, besarnya hanya 20x5 meter, ditutupi dengan cat merah muda yang sudah terkelupas diterpa hujan dan teriknya matahari. Dari pagi hingga siang hari, sekolah itu dipenuhi dengan suara anak-anak. Suara tersebut seperti memberi warna yang berbeda di kompleks pergudangan itu.

Perbedaan tidak hanya terlihat dari kehadirannya di tengah kompleks pergudangan, tetapi secara eksistensi, sekolah itu berbeda pada umumnya. Di sekolah ini, tiap murid yang mau belajar, tidak dipungut biaya sepeser pun, berbeda dengan sekolah zaman sekarang yang mulai komersil. Selain tidak diberatkan oleh iuran sekolah, anak-anak tersebut juga diberikan makan siang dan seragam gratis kepada siswa yang baru, itu pun juga diberikan secara cuma-cuma.

Adalah Rossy dan Rian, pelopor dari sekolah ini, kedua wanita paruh baya yang merupakan kembar identik."Kami melihat dan timbul rasa ingin berbagi. Kami ingin menjadikan anak-anak ini seperti anak kandung kami. Semua (anak-anak Rossy dan Rian) sudah sukses," tutur Rossy.

Itulah alasan awal yang mendasari mereka untuk membangun sekolah gratis ini. Kemudian ketika ditanya, mengapa sekolah ini tidak dipungut bayaran, Rian hanya menjawab dengan ringan, "Mereka ini kan anak-anak pemulung, mau bayar pakai apa? Ya, kita gratiskan saja," ungkap Rian.

Sekolah gratis ini sudah berdiri lumayan lama, yaitu selama 22 tahun. "Sekolah ini sudah berdiri 22 tahun, sudah banyak lulusannya," jelas Rian, guru berumur 62 tahun ini.

Rentang waktu yang lama tersebut, tidak dapat terjaga apabila Rossy dan Rian tidak memiliki kekompakan, terutama terlihat dari cara mereka berpakaian. Saat ditemui detikcom, Bu Guru Kembar --sapaan akrab kedua wanita itu, memakai pakaian serba hijau. Topi anyam hijau, baju hijau, dan celana pendek hijau. Kompak di pakaian, juga kompak soal visi dan misi. Berkat kesamaan visi dan misi itulah, Bu Guru Kembar ini mampu mempertahankan sekolah hingga 22 tahun.

Sekolah ini mengajar semua jenjang, dari TK hingga SMA. "Total siswa kami ada 596 siswa," jelas Rossy sembari menenangkan para siswa-siswanya. "Di sini, kami mengajarkan sesuai Kemendikbud. Itu kami lakukan supaya anak-anak ini bisa ikut ujian negara," terang Rian.

Selain itu, para siswa yang jumlahnya ratusan ini tidak hanya diajarkan pelajaran-pelajaran yang ditetapkan Kemendikbud, mereka juga diajarkan berbagai macam keterampilan di luar pelajaran sekolah pada umumnya. "Kami ajarkan keterampilan membatik, membuat rajutan, bakery, masak, membetulkan motor, dan tata rias. Semua diajarkan oleh kami berdua," ucap Rian.

Apa yang diutarakan oleh Guru Kembar ini langsung terlihat. Pukul 13.20 WIB, para satu anak kelas 6 SD dan dua anak kelas 1 SMP, terlihat sibuk di depan sekolah. Semua bekerja sesuai tugasnya masing-masing, ada yang menanak nasi, ada yang memotong sayuran, dan ada yang mengawasi api. Kala itu, mereka memasak sup ayam dan tempe goreng.

"Di sini, kita memang menyediakan makan siang untuk anak-anak. Tapi, yang masak itu anak-anak juga. Ada piketnya, semua ada giliran," kata Rian.

Ketika ditanya soal mengapa sekolah seperti ini masih hadir, padahal semua sekolah negara sudah digratiskan, Rian menjawab dengan antusias dan nada yang cukup tinggi. "Tahun 2006, anak-anak semuanya dipindahin ke sekolah negeri, saat itu waktu kita kena gusur. Tapi, pada akhirnya, semua balik kemari. Mereka nggak sanggup bayar LKS, itu salah satu alasan," terang wanita yang tinggal di Kelapa Gading ini.

Kini, Sekolah Darurat Kartini mendapat kendala. Kendala yang sama, kendala yang selalu terjadi berulang-ulang, kendala yang seperti menghantui ke mana pun mereka pergi. Kendala itu adalah penggusuran.

"Kami akan digusur minggu depan, karena ini tanah milik PT. KAI," ucap Rian, dengan sedikit menghela nafas. "Tapi, ya mau bagaimana lagi. Ini bukan tanah kita, kita juga tidak bayar, ya kita pindah saja," tambahnya.

Selama 22 tahun sekolah gratis ini berdiri, sekolah ini sudah mengalami penggusuran sebanyak empat kali. "Ini (penggusuran kali ini) akan menjadi yang kelima. Kami terima saja," ucap Rossy. Nantinya, sekolah ini akan pindah ke bawah kolong jalan tol.

Berbeda dengan Bu Guru Kembar, para orangtua yang ditemui dan diwawancarai, mengaku keberatan apabila sekolah ini digusur. Adalah Rita, ibu rumah tangga yang berumur 25 tahun, yang menyatakan rasa keberatannya.

"Di sini sudah enak. Kehadiran sekolah ini sudah banyak membantu. Sayang, mau digusur. Kalau pindah, saya bisa tambah jauh ke sekolahnya. Saya dan anak saya, jalan kaki dari Bandengan soalnya," tukas Rita.

Hal senada juga diungkapkan oleh Aji. Bocah laki-laki yang berkulit sawo matang dan berumur 10 tahun ini mengatakan bahwa ia tahu akan adanya penggusuran karena sudah betah belajar di sekolah ini, ia sangat menyayangkan apabila harus pindah.

Anisa, teman sebangku Aji, juga menceritakan kalau pindah di bawah jalan tol, maka proses belajar akan terganggu. "Kalau di sini kan adem, kalau di bawah jalan tol panas," ucapnya.

Sampai berapa kali lagi, anak-anak dari golongan miskin ini harus berpindah-pindah lokasi belajar?




sumber :http://news.detik.com/read/2012/07/20/182450/1970949/10/kisah-bu-guru-kembar-dan-lika-liku-sekolah-gratis-kartini

+ Selengkapnya ...

Pentaskan Tortor & Saman, Siswi SMP Labschool Juara Tari di Polandia



Prestasi membanggakan diraih pelajar Indonesia di luar negeri. Kali ini kontingen Duta Seni Indonesia yang diwakili SMP Labshool Kebayoran, Jaksel, menyabet juara umum Festival Tari Internasional 2012 di Polandia.

Dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (20/7/2012) seperti disampaikan pihak SMP Labschool, dalam acara 'XIX International Dance Festival 2012' di Kota Gorzow, Polandia ini, kontingen Indonesia diwakili 22 penari dan 8 pemusik yang usianya masih berkisar belasan tahun.

Festival tari yang berakhir pada bulan Juli ini, diikuti oleh banyak negara di antaranya Republik Cek, Turki, Latvia, Bulgaria, Jerman, Polandia. Dalam event ini, tim Indonesia menampilkan 3 tarian tradisional khas Nusantara, yaitu tari Saman, tari Tortor, dan tari Piring.

Penampilan para peserta disambut antusias penonton dan dewan juri. Atraksi tarian ini dianggap sangat menarik dan hidup. Juri terpukau pada saat para peserta remaja ini mementaskan tari Saman yang indah dan amat dinamis. Tari Saman tergolong sulit karena butuh kekompakan gerak para penarinya.

Penampilan tari Piring juga mendapat apresiasi yang luar biasa, karena gerakan para siswa-siswi ini terlihat begitu lentur dan alami.

International Dance Festival ini adalah festival tahunan yang diperuntukkan bagi peserta dari seluruh dunia, dengan rentang usia 7 – 22 tahun. Atas kemenangannya, tim Indonesia berhak mendapatkan piala kehormatan dan uang tunai senilai 300 Euro.



sumber :http://news.detik.com/read/2012/07/20/172311/1970901/10/?992204topnews

+ Selengkapnya ...

Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Lipat, Baju Rapi dalam 11 Detik!





Menyeterika dan melipat pakaian hingga rapi adalah pekerjaan yang mudah. Namun tidak semua orang bisa mengerjakannya karena akan menyita waktu dan tenaga. Tidak mengherankan, kalau sekarang orang memilih jasa laundry untuk menyerahkan pekerjaan ini.

Sekarang ini sudah ada cara cepat untuk menyeterika dan melipat baju dengan cepat dan mudah. Pelipat Baju yang diberi nama Terapsi itu adalah karya kreatif 5 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM)), yakni Nisa Salsabila Shafarudin, Nurida Khasanah, Dimas Reza Rahmana, Fitrah Pawalangi dan Ngurah Nata Baskara.

Mereka berhasil membuat alat pelipat baju yang terbuat dari bahan kertas karton duplek. Cukup dengan tiga kali melipat karton duplek, pakaian yang sudah diseterika langsung rapi seketika.

"Alat ini untuk menyetrika dan melipat baju menjadi lebih cepat, rapi dan hemat energi," kata Nisa di kampus UGM di Bulaksumur, Jumat (20/7/2012).

Menurut Nisa, bahan dasar alat pelipat baju adalah kertas karton duplek ukuran 60 x 80 cm. Kertas dipotong simetris untuk mandapatkan lipatan tiga bagian. Karton duplek bagian dalam dilapisi dengan kertas kesing. Sedangkan pelapis luar karton dibungkus kain furing.

"Karton duplek dan kertas kesing ini kita pilih karena tahan terhadap panas seterika, dan harganya pun lebih murah," ungkapnya.

Dia menjelaskan dengan Pelipat Baju Terapsi ini hanya membutuhkan waktu 11 detik untuk melipat baju. Jauh lebih cepat dari cara melipat baju pada umumnya. Tidak hanya itu, alat pelipat baju ini mampu menghemat 2/3 penggunaan listrik.

"Dari 100 usaha laundry yang kita survei rata-rata membutuhkan waktu 33 detik," katanya.

Dimas Reza Rahmana menambahkan saat ini Terapsi dijual dengan harga Rp 25 ribu/buah. Untuk produksinya, menggandeng salah satu panti asuhan di Yogyakarta.

"Yang mengerjakan 20 anak panti. Harapan kita, memberi mereka lapangan pekerjaan dan mereka pun bisa mengisi waktu luang di panti," kata Dimas.

Menurut dia, pengerjaan pesanan sesuai dengan permintaan pembeli. Kemasan juga disesuaikan dengan warna dan corak yang diinginkan pembeli. Pemilik laundry juga menyambut positif alat tersebut, namun harus disesuaikan dengan ukuran lebar meja setrika.

"Alat tersebut tengah dalam proses pendaftaran hak paten," tutup Dimas.



sumber :http://news.detik.com/read/2012/07/20/173748/1970918/10/mahasiswa-ugm-ciptakan-alat-lipat-baju-rapi-dalam-11-detik?991101mainnews

+ Selengkapnya ...

Selasa, 17 Juli 2012

Demi Tempat Duduk, Siswa SD di Brebes Masuk Jam 3 Pagi




Demi Tempat Duduk, Siswa SD di Brebes Masuk Jam 3 Pagi !!

Untuk mendapatkan kursi duduk pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2012, siswa SD di Brebes rela berangkat jam 3 pagi. Padahal sekolahan belum dibuka.


Berian tersenyum senang mendapatkan kursi depan meski berangkat jam 3 pagi. ynk.kabar17.com

Mungkin ini inilah cara yang dilakukan para siswa baru di SD Negeri Pasar Batang 4, Brebes. Setiap tahun ajaran baru tiba, para siswa menyambutnya dengan antusias serta rela berangkat ke sekolah sejak dinihari hanya untuk memperebutkan kursi yang diinginkan.

Karena sekolahannya digeruduk siswa, penjaga sekolah pun akhirnya membuka pintu gerbang pukul 04.00 WIB, dan begitu gerbang dibuka, orang tua murid dan anaknya langsung berlarian ke kelas masing-masing untuk mendapatkan kursi duduk paling depan.

Setelah memasuki ruang kelas, orang tua siswa dan siswa hanya menaruh tas di sekolah dan langsung meninggalkan sekolah. Meski sebenarnya jarak sekolah yang ditempati oleh para siswa masih satu kampung dengan gedung sekolah, namun mereka khawatir tidak mendapatkan kursi di deretan terdepan.

Salah satu orang tua murid baru, Murni (36) warga Kelurahan Pasarbatang Brebes mengaku rela mengantarkan anaknya sejak pukul 03.00 WIB.

“Kalau tidak cepet-cepet, takutnya gak kebagian kursi depan, karena dengan duduk di depan, saya berharap anak saya bisa berprestasi,” ujar Murni kepada kabar17.com.

Begitu juga dengan siswa kelas lainnya yang berangkat ke sekolah sudah dengan berbaju seragam rapi. Berian (9) tahun siswa kelas tiga ini mengaku, meski berangkat dari rumahnya pada pukul 03.00 WIB, ia sudah tidak mengantuk. Dan ia rela berangkat pagi supaya bisa mendapatkan kursi paling depan, agar menjadi anak pandai.

“Nggak ngantuk, supaya duduk di depan,” ujar Berian.

Sementara itu menurut Idos (32), penjaga sekolah mengaku dirinya semalaman tidak tidur. Karena berebut kursi terdepan memang sudah menjadi tradisi warga di sekitar sekolahan saat hari pertama masuk sekolahan pada tahun ajaran baru.

“Semalam saya tidak tidur, karena saya tahu pasti akan ada berebut kursi terdepan, dan ini sudah sejak puluhan tahun yang lalu,” ujar Idos.

Dan para siswa yang sudah mendapatkan kursi, mereka memulai pelajaran sambil menunggu para guru datang, mereka hanya bermain-main meski matahari pagi belum menyongsong. Begitu juga dengan orang tuanya yang menunggu anaknya. (ynk/bye)



sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15498216

+ Selengkapnya ...

Senin, 16 Juli 2012

Thumbs up Mahasiswa Malang Ciptakan Vaksin Anti Diabetes [UPDATE!!!]


Vaksin Anti Diabetes dari Mahasiswa Malang



Enam mahasiswa Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, berhasil menciptakan diabevaksin. Vaksin yang ditujukan untuk menangkal penyakit diabetes ini telah diujicobakan di laboratorium terhadap tikus. "Hasilnya, indikator kerusakannya turun," kata Makhyan Jiblil Al Farabi, Jumat, 13 Juli 2012.

Vaksin ini diciptakan bersama Agustin Capriati, Laili Fitri Ni''amita, Annisa Maulidia Mahdi, Sri Ratna Widyati dan Fetero Negeo. Penelitian ini dilakukan beberapa bulan dengan biaya pemerintah sebesar Rp 10 juta. Kini mereka tengah mengajukan hak paten atas vaksin temuannya.

Vaksin berbahan AGE BSA protein terglikasi KLH, yakni bahan diambil dari moluska ini tengah dilakukan penelitian terhadap kultur manusia. Selanjutnya, akan diproduksi secara massal bekerja sama dengan perusahaan farmasi. "Kemungkinan dipasarkan Biofarma 2018 hingga 2020 mendatang," ujarnya.


Diabevaksi, menurut Makhyan, bisa disuntikkan kepada anak usia 6-10 tahun. Usia tersebut dianggap paling ideal untuk kekebalan tubuh karena sistem imunitas tubuh telah berkembang, sehingga anak yang mendapat vaksinasi akan terlindungi seumur hidup. Vaksinasi membuat seseorang tak membutuhkan pengobatan saat kondisi tubuhnya terserang diabetes.

Kementerian Kesehatan memperkirakan pada 2020, jumlah penderita diabetes mencapai 7 juta jiwa. Penyebabnya, pola makan yang salah serta kurang olahraga. Apalagi masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah besar dan minum dengan kandungan gula tinggi. Zat yang terkandung dalam gula dan bahan pangan itu menjadi penyebab diabetes.


"Vaksinasi akan memperkuat antibodi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menekan kematian akibat diabetes," ujarnya. Vaksin ini, katanya, juga akan dikembangkan dengan ekstrak jamur tiram yang berkhasiat untuk memulihkan pangkreas yang rusak. Sebab, penderita diabetes juga mengalami kerusakan pada pankreasnya.

Ekstrak jamur tiram ini bisa memulihkan pankreas secara bertahap. Pankreas, katanya, bisa ditambal hingga pulih. Atas penelitian ini, mereka mendapat medali emas dalam Pekan Ilmiah Nasional ke 25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.






sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15460195

+ Selengkapnya ...

Buat apa sih Kuliah?

Selamat siang agan, ane cuma mau nge-share dikit nih..dibaca sampai habis dulu ya terus dicomment, jangan cuma terpancing oleh judulnya


Spoiler for Kuliah:



Memang apa sih kerennya jadi mahasiswa? Kamu pikir kamu keren kalau jadi mahasiswa? Dengan jas almamater yang heroik kamu jadi bisa kembali ke sekolah kamu dan berkata, “saya sekarang mahasiswa UNAIR loh” atau “ini nih lihat jaket kuning UI gw”.
Okey, itu memang salah satu bagian menyenangkan yang bisa dibanggakan, tapi kalo udah bangga, kamu mau apa? Apa yang kamu dapatkan dari kebanggaan tersebut?


‘seneng aja’

‘kepuasaan batin’

‘yah keren aja sih’
Ada lagi kah ?

Kamu udah yakin dengan pilihan jurusan dan kampus kamu? Sudah sesuai dengan panggilan jiwa belum? Atau kamui masih bohong sama diri kamu?


Quote:
‘iya saya sudah yakin kok sama pilihan saya’

‘ah masa sih?, yakin? Itu kok muka masih belum pede tampaknya’

‘ya dibuat yakin dong, kan sudah keterima’

‘bener nih gak nyesel?’

‘emang ada pilihan lain kah?’
Kamu sudah jadi mahasiswa nih sekarang, lalu kamu mau jadikan titel kamu nanti untuk apa? Mau dijadikan apa titel yang kamu raih?

Sobat, kata rektor saya dulu, biaya standar untuk seorang sarjana teknik adalah
Rp.28.000.000 setiap semesternya. Jumlah yang yang gak kecil loh, coba saya tanya berapa biaya kuliah? Dulu saya di ITB 1.850.000 per semesternya. Kabarnya sekarang sudah mencapai hingga 5 juta rupiah per semesternya. Okelah kita pakai standar sekarang saja, dan dengan asumsi biaya sarjananya tetap.

Dengan asumsi ini saja saya bisa mengatakan kalau dalam satu semester, minimal kita sudah memiliki hutang 23 juta per semesternya. Hutang? Pasti banyak yang bertanya, itu hutang ke siapa? Hutangnya ke Rakyat Indonesia kawan. Mereka yang bayar pajak itu telah mensubsidi kuliah kamu, khususnya buat kamu yang kuliah di kampus negeri.

Pendidikan yang berkualitas itu hakekatnya memang mahal, pertanyaannya siapa yang akan menanggung biaya pendidikan tersebut? Dalam kasus Indonesia, rakyatlah yang juga dibebankan untuk membiayai kuliah kita.


Saat pertama kali masuk ITB beberapa tahun yang lalu, seorang alumni yang sangat senior berbicara dalam sebuah sesi seminar.


“untuk masuk ITB, perbandingan tingkat kompetisinya adalah 1 banding 20. Artinya ketika kamu bahagia karena telah masuk ITB, ada 19 anak muda Indonesia lain yang menangis kecewa karena gagal diterima di ITB.


Kamu kuliah di subsidi oleh rakyat, maka untuk membalas budi pengorbanan uang yang telah rakyat berikan, kamu minimal harus bisa kasih makan ke 76 orang lainnya. Darimana angka 76 tersebut?


Kita asumsikan 19 orang tersebut menikah dan memiliki dua anak saja, maka itu berarti 19 dikali 4 yaitu 76 orang”


Kata-kata tersebut selalu terngiang di benak saya hingga saat ini, saya selalu berpikir dan mencari jalan bagaimana bisa membuka kesempatan menambah penghasilan bagi 76 orang. Tentu bukan hanya dengan membuka lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur, banyak cara untuk bisa berbagi seperti dengan aktivitas sosial.


Bagaimanapun caranya, itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan. Bahwa kamu jadi mahasiswa itu tidak mudah dan tidak bisa asal-asalan. Kamu perlu tanya ke diri kamu, “saya mau berkontribusi apa selama jadi mahasiswa dan setelah lulus untuk negeri ini?


Karena kuliah kamu bukan hanya menyangkut diri kamu, tetapi juga ratusan juta rakyat Indonesia di masa kini dan masa depan. Mahasiswa seringkali disebut sebagai unsur perbaikan negara, ya benar adanya kalimat tersebut. Karena ditangan mahasiswa yang nantinya akan masuk ke dunia
nyata lah negeri ini bergantung harapan.

Kamu kuliah, kamu termasuk dalam 18% rakyat Indonesia usia 18-23 tahun yang beruntung bisa menikmati bangku di perguruan tinggi. Jumlahnya tidak sampai 4.5 juta saja mahasiswa itu. Maka renungkanlah nasih 78% rakyat Indonesia lainnya yang


Karena kamu itu mahasiswa, ada kata MAHA di depan siswa. Maha itu identik dengan tidak terbatas dan tidak pernah habis. Perlu di ingat, bahwa penggunaan kata MAHA itu identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (e.g Maha Pengasih,dan Maha Penyayang). Menariknya bahasa Inggris nya dari Mahasiswa adalah student, atau terkadang ditambahkan College Student. Bahasa arabnya mahasiswa adalah thulabiy, sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan terminologi Great Student atau AkbaruThulabiy sebagai kata ganti mahasiswa.

Hanya di Indonesia
yang menggunakan pola kata seperti ini. Kenapa? Karena ada sebuah harapan khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa memiliki karakter seorang MahaSiswa, seorang yang tidak pernah terbatas hasratnya untuk bisa menuntut ilmu.

Dalam sebuah lirik lagu perjuangan kampus yang berjudul “Kampusku”, sang pengubah lagu menuliskan seperti ini:



Berjuta Rakyat Menanti Tanganmu

Mereka Lapar dan Bau Keringat

Kusampaikan Salam Salam Perjuangan

Kami Semua Cinta Indonesia

Tapi kamu juga jangan terlalu Geer dulu dengan segala sanjungan untuk mahasiswa, itu gak sekeren itu kok, kadang malah cuma klise belaka. Saya malah berpikir terlalu banyak pujian untuk seorang yang menyandang label mahasiswa. Padahal jadi mahasiswa gak sekeren itu kok, apa sih mahasiswa? Belajar males, kajian kebangsaan cuek, demo di jalan gak mau, kegiatan pengembangan masyarakat juga gak peduli, bahkan fokus pada kompetensinya saja juga enggan.


Apa sih mahasiswa itu? Cuma mampu mejeng dengan tampang keren, sok bawa mobil ke kampus padahal uang orang tua. Bergaya sana sini, ganti pacar tiap bulan, gak nyimak dosen di kelas, ke kampus dandannya udah seperti mau ke resepsi pernikahan.

Ngapain sih tuh mahasiswa? Selama empat tahun di kampus akhirnya gak aplikasi ilmunya, berpikir gimana ngasih makan dirinya saja, lupa kalau dia di bayarin rakyat saat kuliah, jadi manusia hedon yang lupa kalau masih banyak rakyat yang lapar dan bau keringat.


Ah mahasiswa, apa pentingnya? Cuma bisa kritik keadaan negeri tanpa mau berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk negerinya. Hanya ribut diantara mahasiswa, bakar ban dan akhirnya rakyat lagi yang kembali menderita.


HEI KAMU YANG MENGAKU MAHASISWA !

Coba sekarang saya tanya buat kamu yang mau lulus kuliah, buat apa sih kamu kuliah? Abis kuliah mau kemana?


‘ikutin aja kemana angin membawa’

‘yah kita lihat nantilah gimana abis wisuda’

‘mau kerja dulu deh, sambil mikir mau ngapain setelahnya’

Umm. Okey, tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat tersebut. Tetapi kalimat-kalimat ini menandakan masih banyak diantara mahasiswa dan alumni muda yang bahkan tidak tau mau ngapain setelah lulus.

Helloooo


Dimana #panggilanjiwa kamu kawan? Masih belum berjumpakah dengan #panggilanjiwa kamu itu? Atau bahkan kamu tidak berusaha mencarinya?


Sobat,apakah dunia kampus belum cukup untuk kamu dalam mem-#bangunmimpi? Butuh berapa lama lagi untuk kamu agar bisa menemukan dan merencanakan mimpi besar kamu sobat? Atau jangan jangan kamu lebih nyaman dalam ketidakpastian mimpi kamu?


Mereka yang tidak punya mimpi akan terjebak pada kegalauan hidup, dan bila kegalauan hidup menemani mereka maka ketidakpastian akan menjadi sahabat, dan akhirnya berujung pada ketidakjelasan manfaat hidup itu sendiri.


APA KONTRIBUSI KAMU UNTUK NEGERI?

Percuma saja kamu kuliah kalau ternyata pilihan jurusannya bukan yang kamu minati, bohong dengan #panggilanjiwa hanya untuk mengejar titel di kampus negeri saja. Hidup itu bukan sekedar titel kamu di dapat dimana, tetapi kamu mau berbuat apa dengan titel tersebut untuk kebaikan dan kebermanfaatan.

Kamu pikir jadi alumni dari kampus beken itu terjamin masa depannya kawan? Saya justru banyak kenal teman, senior, dan junior saya di kampus yang luntang-luntung gak jelas karena penuh kegalauan dalam menatap masa depan. Mereka tidak membangun karakter diri selama jadi mahasiswa. Akibatnya? Hidup segan, Mati enggan.



Lantas, apa yang bisa dibanggakan ketika setelah lulus hanya menjadi sekrup kapitalis yang menghambakan diri pada uang dan rela ketika sumber daya negeri ini dikeruk untuk kepentingan asing semata. Apa kalian lupa kalau kalian kuliah disubsidi oleh negara? Uang rakyat itu kawan? Hasil pajak mereka yang berharap negeri ini lebih baik.


Buat saya, percuma belajar mati-matian masuk perguruan tinggi kalau ujung-ujungnya hanya memetingkan isi perut belaka dan tidak mampu berkontribusi untuk bangsa. Sayang banget kawan, bila 4-5 atau bahkan 6 tahun kuliah pada akhirnya hanya menjadi perusak negeri, yang serakah atas kebutuhan dunia.


Atau lebih sadis lagi mereka para koruptor yang menghabiskan hidup untuk merusak moral sosial bangsa. Seharusnya mereka mereka inilah yang di klaim oleh Malaysia bukan budaya Indonesia.


Rakyat negeri ini membiayai kamu kuliah bukan hanya untuk mendapatkan IPK Cum Laude atau terancam Cum Laude. Yakin nih yang IPK nya 4.00 itu benar-benar cerdas? Jangan-jangan mereka cuma seorang robot yang jago menyelesaikan soal ujian, tetapi gamang dalam menghadapi soal kehidupan.

Kamu kuliah di kampus teknik, jadilah teknokrat yang visioner. Kuliah di fakultas hukum, jadilah advokat yang adil. Belajar di jurusan ekonomi, maka jadilah ekonom yang bijak. Atau bila kamu kuliah di kampus pertanian, bangunlah negeri ini dengan ilmu pertanian yang kamu miliki, jangan mangkir dari kompetensi dan malah berpikir untuk menjadi bankir.

Kuliah itu mahal kawan, setau saya di UI sudah Rp.25.000.000, di ITB bahkan ada yang mencapai Rp.50.000.000. Biaya per semester juga sudah semakin besar, lalu apa yang kamu cari setelah lulus? Hanya bekerja sebagai pegawai kah pilihan hidup kamu?

Quote:
Masih banyak anak muda Indonesia yang tidak kuliah. Atau alumni kampus yang katanya beken dan akhirnya memilih untuk bersaing dalam job fair dengan alumni kampus yang katanya ga beken? Gak malu ya sobat?
Yuk kita berpikir #beda , jangan berpikir “mau kerja di perusahaan apa”, melainkan “mau buka lapangan kerja dimana ya”

Saya sering bilang ke mahasiswa ITB, buat apa kamu bangga masuk ITB kalau hanya bisa jadi mahasiswa KUPU KUPU alias kuliah pulang kuliah pulang. Mending kamu sekalian aja pulang ke rumah orang tua kamu. Karena kita kuliah bukan hanya untuk mengejar nilai, kita kuliah untuk menikmati proses pembelajaran diri dalam setiap kesempatan.


Malu lah pakai jaket kuning UI yang katanya keren itu kalau gak peka sama isu sosial masyarakat, hanya mengenal kuliah-kafe-mall saja. Helloo kawan, itu jaket kuning lambang perjuangan, apa kontribusi kamu untuk negara. Kalau kamu sudah berkontribusi untuk negeri, barulah boleh sedikit bangga dengan jaket kuning kamu sobat!


Atau mahasiswa UGM yang terkenal dengan jaket warna karun goni, itu warna kerakyatan, maka segen saya lihat mahasiswa UGM kalau melihat dan memikirkan realita rakyat aja gak mau. Jaket mu itu bukti pengorbanan sobat!



Ah capeklah kuliah itu kalau hanya mengejar Nilai tetapi anti sosial, menjadi manusia robot yang bangga jadi sekrup kapitalis.


Buat kamu yang baru lulus SNMPTN atau segala bentuk ujian masuk perguruan tinggi lainnya. Berani janji kontribusi apa selama jadi mahasiswa? Atau udah cukup bangga dengan label mahasiswa?


Masuk jurusan kedokteran kampus beken, tetapi gak mau praktek di daerah terpencil, hanya mau jadi dokter di kota. Hmm percuma deh, di kota di daerah daerah aja masih kekurangan dokter, di kota dokter menumpuk. Hmm mendingan mundur deh.


Ayolah kawan! Kita MAHAsiswa, ada kata Maha di depan siswa, masa masih sama sama aja konsep berpikirnya dengan mereka yang tidak sekolah. Malu la kita sama tukang bakso yang bisa punya 3 pegawai, mereka yang tidak kuliah aja bisa ngasih makan orang lain, lah mahasiswa? Bangun Idealisme itu kawan, sejak mahasiswa, kesempatan terakhir untuk membangun idealisme itu ada di kampus. Setelah lulus, kalian akan menikmati dunia
nyata yang sangat kejam dan pragmatis.

Hidup itu bukan hanya tentang duit, duit, dan DUIT.


Mahasiswa itu #beda!


Yuk kita bangun konsep berpikir yang dewasa. Jangan bangga ke kampus pakai mobil orang tua untuk mejeng sana sini dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, manja dalam belajar serta lemah karakter. Percuma nanti di hari wisuda, para alumni itu hanya menambah daftar pengangguran negeri ini, buat apa kamu kuliah sobat?


Sobat, mari kita maknai dengan #bijak kenapa kita harus kuliah. Ini bukan hanya sekedar mengikuti kebiasaan banyak orang. Tetapi ini tentang upaya membuat diri kita lebih mampu berkontribusi untuk pembangunan bangsa.


Sobat, kamu mau berkontribusi apa selama kuliah?



sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15044587

+ Selengkapnya ...

[Jepang] aduhhhhhh ternyata begini toh kelakuan mahasiswa indo di jepang?[+PIC]


Gan,
inilah dia kelakuan mahasiswa indonesia di jepang gan
ternyata mereka berprestasi menangkan kompetisi internasional yg diadakan desember 2010,dan diberi penghargaan january lalu

yang satu menang dlm bidang Laser-Induced Breakdown Spectroscopy yg satu menang dlm bidang sosial politik


ini OKNUMNYA gan


Shofwan Al Banna Choiruzzad



Ali Khumaeni

ini beritanya gan


Dua orang mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Jepang memenangkan kompetisi internasional pada tahun 2010 ini. Satu orang memenangkan kompetisi dalam bidang sosial sciences dan seorang lagi dalam bidang applied sciences. Penghargaan dalam bidang sosial sciences disabet Sdr. Shofwan Al Banna Choirruzad sementara untuk bidang applied sciences di peroleh Sdr. Ali Khumaeni.

Sdr. Shofwan Al Banna Choiruzzad saat ini melanjutkan studi Doktornya di
Ritsumeikan University, Kyoto dengan beasiswa DIKTI. Shofwan merebut juara kedua (2nd place) pada Youth Assay Competition 2010 dalam bidang Democracy that Delivers, yang diselenggarakan oleh CIPE (Center for International Private Enterprise) yang berafiliasi dengan US Chambers of Commerce,bersamadengan NED (National Endowment for Democracy). Artikel Shofwan berjudul “Making politics fun – why youth empowerment is important and how to make that happen”.

Penghargaan dalam bidang applied sciences diraih oleh Sdr. Ali Khumaeni, mahasiswa Indonesia yang studi di Fukui University Jepang dengan beasiswa MEXT dalam bidang Laser-Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS)
untuk aplikasi keamanan melalui analisis serbuk. Penghargan itu didapatnya dari 6th International Chemical Congress of Pacific Basin Societies (Pacifichem 2010) yang diselenggarakan di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, 15-20 Desember 2010.

Makalah Khumaeni dengan judul “A Unique Technique for Rapid Analysis of Tiny Amount of Powder Sample Using Transversely Excited Atmospheric CO2 Laser-induced He Gas Plasma at 1 atm”, meraih penghargaan untuk bidang kategori keamanan. Mahasiswa program Master tahun kedua ini menawarkan metoda baru untuk menganalisis serbuk yang tersedia dalam jumlah sedikit (sekitar 2-5 mg). Serbuk dalam jumlah runut terkadang ditemukan di laboratorium kimia tanpa disertai dengan label (karena hilang, dll) sehingga sering kali muncul kesulitan untuk membedakan dengan serbuk lain. Hal ini karena adanya kesamaan warna dan ukuran partikelnya.Khumaeni berencana melanjutkan studinya ke program Doktor di laboratorium yang sama mulai April 2011.





sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=7061834

+ Selengkapnya ...

Sebuah sekolah Katolik di Inggris 90 persen muridnya muslim


Sebuah sekolah Katolik di kota Birmingham, Inggris, 90 persen muridnya muslim. Anda boleh percaya atau tidak tapi seperti itulah faktanya.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (16/7), Sekolah Dasar Katolik Rosary dibangun pada 1930 secara kolektif oleh para keluarga keturunan Irlandia menetap di kota itu. Awalnya ditujukan sebagai sarana pendidikan buat anak-anak mereka, lengkap dengan gereja dan sekolah menengah pertama. Tetapi dalam delapan dekade malah murid muslim berjumlah paling banyak di sekolah itu. Mereka kebanyakan keturunan Pakistan.

Sebagian besar siswa muslim di SD Rosary tinggal di dalam lingkungan dengan tradisi Islam melekat kuat. Bahkan beberapa ayah mereka adalah imam masjid dan tinggal tidak jauh dari tempat ibadah umat muslim itu. Tetapi uniknya, setiap pagi seluruh murid harus berkumpul dan berdoa bersama di hadapan patung Bunda Maria dan Yesus, tidak terkecuali siswa muslim.


New reality: Pupils at the Rosary Catholic Primary school, Saltley, Birmingham, which has an intake that is 90 per cent Muslim

New reality: Pupils at the Rosary Catholic Primary school, Saltley, Birmingham, which has an intake that is 90 per cent Muslim

Changing times: The primary school was set up in the 1930s to serve a large Irish Catholic population

Changing times: The primary school was set up in the 1930s to serve a large Irish Catholic population




Saat ini hanya sekitar 40 murid dari 400 anak menganut Katolik. Ternyata hal itu tidak hanya terjadi di institusi pendidikan itu. Beberapa sekolah Katolik lain di Kota Midlands dan North West, Inggris, pun kondisinya mirip, yakni siswa muslim malah mendominasi.

Pendeta dan satu anggota Dewan Kota Birmingham, Pastor Bernard Kelly, mengakui saat ini lingkungan tempat tinggalnya sudah banyak dihuni oleh pendatang muslim taat. "Malah orang tua mereka senang dan tidak keberatan anak-anak mereka belajar di sekolah Katolik ini," kata Bernard. Dia mengatakan anak-anak itu juga mendengarkan pelajaran rohani Katolik, tapi tidak terpengaruh dengan hal itu.

SD Rosary dianggap membuat kemajuan besar lantaran menjadi pelopor pembauran di dalam lingkungan beragam latar belakang agama dan budaya. Mereka juga banyak membantu mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak pendatang itu.

Meski kebanyakan siswanya muslim, para pengajar dan staf sekolah SD Rosary berlaku adil. Selain menerapkan kurikulum Katolik, mereka juga membolehkan para murid muslim libur pada hari raya dan beribadah sesuai ketentuan.


Multi-faiths: Pupils at the Rosary Catholic Primary attend Catholic assemblies in the morning and Mass at the nearby church

Multi-faiths: Pupils at the Rosary Catholic Primary attend Catholic assemblies in the morning and Mass at the nearby church


'Outstanding': John Gubbins, the school¿s headmaster, says it was 30 per cent Catholic and 70 per cent Muslim when he arrived 11 years ago

'Outstanding': John Gubbins, the school¿s headmaster, says it was 30 per cent Catholic and 70 per cent Muslim when he arrived 11 years ago






sumber :http://www.merdeka.com/dunia/sebuah-sekolah-katolik-di-inggris-90-persen-muridnya-muslim.html

+ Selengkapnya ...