Warga Desa Bishnoi di barat Rajashtan, India, tampak tenang saat menuang air ke tumbukan opium di mangkuk tembaga. Bunga bahan narkotika itu adalah suguhan utama, sebuah bentuk penghormatan untuk wisatawan.
Ada nilai-nilai luhur yang disimpan oleh sebuah desa terisolir. Di sebelah barat Rajashtan di India misalnya, sebuah desa bernama Bishnoi hidup selaras dengan alam. Masyarakat Bishnoi menghormati rusa layaknya sapi dihormati di India. Memercayai rusa dan sapi sebagai leluhur, serta melindungi mereka dari para pemburu. Para wanitanya bahkan menyusui bayi rusa. Mereka juga tak pernah makan daging.
Namun, satu hal paling nyentrik dari desa ini adalah penggunaan opium. Bunga yang biasa diproses menjadi narkotika itu digunakan untuk beragam ritual mulai dari pertunangan, sampai menyambut wisatawan.
Mereka menghormati wisatawan layaknya tamu kehormatan. Begitu wisatawan datang, tikar pun digelar. Peralatan seperti cangkir dan mangkuk pun ditata. Bahan suguhan yaitu opium dan air disiapkan.
Mengutip situs CNNGo pada Jumat (20/7/2012), bubuk opium mulai ditumbuk di mangkuk tembaga. Si penerima tamu lalu menuangkan air, sedikit demi sedikit, dan menyaringnya beberapa kali. Air hasil saringan (disebut sebagai Amal) itu dituangkan ke telapak tangan wisatawan yang menadah.
Konon, rasanya pahit dan tidak enak. Namun begitu Anda menyeruput Amal, Anda juga meneguk keramahtamahan warga setempat. Di Bishnoi, Anda juga bisa mencicipi masakan dengan bumbu opium seperti kari labu (pumpkin curry).
Ada nilai-nilai luhur yang disimpan oleh sebuah desa terisolir. Di sebelah barat Rajashtan di India misalnya, sebuah desa bernama Bishnoi hidup selaras dengan alam. Masyarakat Bishnoi menghormati rusa layaknya sapi dihormati di India. Memercayai rusa dan sapi sebagai leluhur, serta melindungi mereka dari para pemburu. Para wanitanya bahkan menyusui bayi rusa. Mereka juga tak pernah makan daging.
Namun, satu hal paling nyentrik dari desa ini adalah penggunaan opium. Bunga yang biasa diproses menjadi narkotika itu digunakan untuk beragam ritual mulai dari pertunangan, sampai menyambut wisatawan.
Mereka menghormati wisatawan layaknya tamu kehormatan. Begitu wisatawan datang, tikar pun digelar. Peralatan seperti cangkir dan mangkuk pun ditata. Bahan suguhan yaitu opium dan air disiapkan.
Mengutip situs CNNGo pada Jumat (20/7/2012), bubuk opium mulai ditumbuk di mangkuk tembaga. Si penerima tamu lalu menuangkan air, sedikit demi sedikit, dan menyaringnya beberapa kali. Air hasil saringan (disebut sebagai Amal) itu dituangkan ke telapak tangan wisatawan yang menadah.
Konon, rasanya pahit dan tidak enak. Namun begitu Anda menyeruput Amal, Anda juga meneguk keramahtamahan warga setempat. Di Bishnoi, Anda juga bisa mencicipi masakan dengan bumbu opium seperti kari labu (pumpkin curry).
sumber :http://travel.detik.com/read/2012/07/20/122908/1970462/1383/busyet-wisatawan-disuguhi-opium-di-desa-ini
Busyet! Wisatawan Disuguhi Opium di Desa Ini
diterbitkan oleh : http://www.kaskuser.tk
KOTAK KOMENTAR
|